Betapa indah dan berkahnya hidup seorang manusia, ketika
mampu berbisnis dengan Allah SWT. Kehidupan selalu dipenuhi kecintaan dan
kerinduan untuk beramal soleh. Kehidupan yang selalu menjadi manfaat, baik
untuk dirinya, keluarganya, masyarakatnya, ummat dan dunia. Kehiduoan yang
dipenuhi kebahagiaan dengan banyak membahagiakan banyak orang. Kehidupan yang
ditaburi rasa senang dengan melihat kesuksesan orang lain. Kehidupan yang
dihiasi kesabaran dan kesyukuran. Kehidupan yang dipenuhi dengan kepedulian kepada
sesame tanpa menunggu karya. Kehidupan yang diiringi senandung dzikir dan do’a
dalam setiap detak jantung dan langkah perjalanan takdirnya. Kehidupan yang
diakhiri dengan husnul khotiman. Kematian yang disambut malaikat dengan senyum
dan taman surge. Hidup sukses, kaya dan bahagia dunia akhirat.
“Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam keruhian. Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasihat menasihati supaya menaati
kebenaran dan nasihat menasihati supaya menatap kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr :
1-3)
Namun betapa sengsara dan meruginya hidup seorang manusia,
ketika jauh dari Allah. Kehidupan yang banyak dipenuhi kebencian kepada
kebaikan. Kehidupan yang penuh hura-hura, sia-sia dan tiada guna. Kehidupan
yang dipenuhi kedengkian dengan kebahagiaan orang lain.
Kehidupan yang ditaburi cacian dan makian. Kehidupan yang
acuh terhadap penderitaan orang lain. Kehidupan yang tujuannya hanya harta,
tahta dan wanita. Kehidupan yang diiringi kelalaian dan pendustaan terhadap
Maha Kuasa.
Kehidupan yang diakhiri dengan su’ul khotimah. Kematian yang
sangat menyakitkan dan menyengsarakan. Kematian yang disambut gelegar sambaran
petir azab Allah. Kehidupan setelah kematian sangat merugikan dan
mesengsarakan, yang tiada penolong kecuali sedekah jariyah yang telah
diberikannya di dunia, ilmu yang dipelajari, diamalkan dan dimanfaatkan orang
lain, serta anak yang soleh yang sudi dan ikhlas mendo’akannya.
Sesungguhnya, dalam Al-Qur’an Allah telah merekam kehancuran
orang-orang yang lupa dengan tuhan, sebut saja karun dengan jutaan ton emas dan
ribuat butir mutiaranya. Ia ditengelamkan oleh Allah SWT bersama harta,
kecongkakan, kepelitaan, kelalaian dalam mengabdi kepada Allah dan
keengganannya berbuat baik kepada manusia.
Sesungguhnya karun
adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan kami
telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya
sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika
kaumnya berkata kepadanya : “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.” (QS. Al-Qashash
: 76)
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) Negara akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(QS. Al-Qashash : 77)
Maka kami bernamkanlah
karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun
yang menolong terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang
dapat) membela (dirinya). (QS. Al-Qashahs : 81)
Jika anda sudah sukses berbisnis, maka jangan pernah curang
dengan Allah. Raihlah harta dengan halal dan distribusikan harta yang Allah
telah titipkan kepada anda dengan baik, niscaya anda akan kaya, bertambah kaya
dan berpeluang menjadi penghuni taman surga.
Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>